Chun Yi, The Legend of Kungfu - Beijing




Chun Yi, The Legend of Kungfu

Pertunjukan kungfu teatrikal ini dipentaskan di Red Theater, Beijing.
Kalau dahulu kebiasaan tiap ke Beijing adalah melihat pertunjukannya kungfu - sirkus, sekarang  berubah menjadi kungfu-teater.
Kalau anda kebetulan tur di musim dingin, mintalah tour leader untuk siap tiket dahulu sebelum turun, karena kami serombongan kedinginan 1/2 jam menunggu tour leader antri tiket T_T





Pertunjukannya sendiri lumayan, tapi ceritanya sangat datar dan membosankan, tentang anak yang berlatih dan tumbuh dewasa di kuil. Dalam proses pendewasaan ia bertemu banyak godaan dan berusaha untuk menanggulanginya.
Beberapa adegan menunjukkan demonstrasi tenaga dalam (chi kung) yang terasa dipaksakan dan relatif membosankan, seperti memecahkan beton yang diletakkan di atas orang dengan palu, membengkokkan tombak dengan leher dsb.



 
Awal pertunjukan setelah adegan anak kecil, yang diantarkan ibunya ke kuil, awalnya ia menolak keras, tapi teman-teman sebayanya menunjukkan gerakan kungfu yang mereka kuasai karena berlatih di kuil.
Tertarik, ia pun memutuskan untuk tinggal dan berlatih di kuil, oleh kepala kuil ia diberi nama Chun Yi yang artinya Murni.


Adegan 1
Seorang anak datang ke kuil, karena sifatnya petualangnya ia kesulitan menyesuaikan diri dengan disiplin kuil. Maka kepala biara meminta murid lain untuk mendemonstrasikan kelihaian kungfu mereka, dan si anak pun tertarik untuk masuk ke dalam kuil. Dilakukan prosesi dan si anak kecil pun diberi nama Chun Yi (yang murni)



Adegan 2
Rahib kecil berlatih kungfu dan beralih dari anak-anak menjadi dewasa






Adegan 3
Pedang bisa tajam jika ditempa dengan keras. setelah beberapa tahun terlewati, Chun Yi berhasil menempa badannya menjadi sekeras besi.








Adegan 4
Dalam perkembangan spiritual, hambatan terbesar adalah diri sendiri. Chun Yi tidak bisa menahan gejolak nafsu, dan mengejar peri cantik hasil angan-angannya, dan tidak bisa melanjutkan pertapaannya.






Adegan 5
Rahib Chun Yi kehilangan arah dari ajaran budhis dan menciderai kung fu nya. Sesudah ilusi ini hilang, Chin Yi menyesal dan menghukum dirinya dengan meditasi untuk membebaskan diri dari nafsu duniawi.
Ia akhirnya kembali pada jalan kebenaran dan menunjukkan kekuatannya dengan mematahkan besi dan batu dengan tubuh besinya









Adegan 6 
Melewati gerbang kuil adalah ritual yang gemilang bagi seorang rabih, ia harus berhasil menuntaskan tugas akhirnya untuk menjadi rahib petarung. Chun Yi, setelah melepaskan dari Egonya sekarang tidak lagi memiliki rasa takut, dia dan rabib lain telah menunjukkan keberanian dalam pertarungan
 





Adegan 7 
Setelah perjalangan panjang dan melelahkan, rahib kepala meninggal dunia dan mewariskan tongkat rahib kepada Chin Yi, dan menjadikannya master Zen, dan setelah mengajar untuk terakhir kalinya, sang rahib kepala menyalakan api penguburan untuk merayakan akhir hidupnya













Comments