Trip to China - Tien an Men

Trip to China - Tienanmen (Beijing)



Pada satu hari di bulan Desember yang dingin, setelah bermalam di pesawat Garuda yang mengantarkan dari Surabaya, saya tiba di Beijing. 
Pk 05.00 pagi waktu setempat, saya tiba dalam keadaan grogi karena kurang tidur. Semalam di pesawat dan langsung tour adalah ide yang sangat buruk untuk jadwal perjalanan wisata, saya sangat menganjurkan anda untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dengan yang saya lakukan :D

 



Snack vege, burger paprika

                                   
                                     Entertainment system di pesawat

Saya biasanya menyukai makanan yang disediakan di pesawat, tapi untuk penerbangan dengan Garuda ke Beijing ini agak buruk rasanya. Sepertinya menu vegetarian yang disediakan terlalu lama dipanaskan / disimpan
Menu vegetarian

Standard breakfast
 Tiba di Beijing dan keluar dari airport sekitar pk 06.00, hari masih gelap karena itu rombongan diantarkan ke KFC di dekat Tien an men square yang merupakan obyek wisata pertama
KFC di sini buka dari pagi dan menunya berganti-ganti sepanjang hari. Untuk pagi hari disediakan menu burger yang bervariasi. Sayangnya pilihan menu dalam bahasa Mandarin, jadi harus pandai menebak jenis burger dari gambar yang ada.



Tienanmen square ini bersebelahan dengan Forbidden City dan tempat mausoleum Mao. info tentang Tiananmen_Square
Ini adalah kali ke-4 saya berkunjung ke Beijing, walaupun tempat ini sudah semakin maju dibandingkan saat pertama saya ke sini tahun 1996, tetap saja Beijing termasuk kota yang kurang nyaman. Penghijauannya minim, kebersihan juga agak kurang, dan penduduknya sepertinya penggemar garam alias darah tinggi, tidak ramah.


Di sisi positifnya, kebersihan WC sudah setara dengan mall pinggiran di kota Surabaya, sebuah peningkatan yang luar biasa untuk kota ini.
Toilet megah ini mungkin salah satu kiat pemerintah lokal untuk mengatasi kebiasaan kurang higienis dari sebagian penduduk kota.
Kalau dibangun cukup megah, niscaya pemakainya akan 'terpaksa' berusaha bersih ^^

Tienanmen square

Government building nearby



Layar LCD raksasa di lapangan Tien an men

Kali ini perjalanan di Tien an Men terbatas hanya pada lapangannya saja, tidak masuk ke dalam Forbidden City maupun mausoleum Mao.
Yang menarik di sisi jalan terdapat toko memoribilia Mao ce tung (info tentang Mao dari wikipedia)



Selain toko suvenir, ada juga penjual ubi rebus di pinggir jalan. Saat udara -5 celcius, apapun yang hangat pasti terasa lebih nikmat. Harganya satu plastik 10 yuan, atau sekitar 14.000
penjual ubi



Setelah dari lapangan termahsyur ini, disediakan makan siang dengan menu Chinese food.
Walaupun sama-sama masakan Cina, tapi Resto Chinese Food di Indonesia citarasanya jauh berbeda dengan di RRC. Gaya masaknya lebih menyerupai Hongkong (Canton) dan Singapura (Hakka) yang rasanya lebih enak menurut saya.
Kalau di RRC, kebanyakan rasanya lebih hambar, berminyak dan tidak selezat di resto lokal Indonesia.
Untuk yang pertama kali hendak ke Cina ada baiknya membawa bekal saus, kecap atau sambal kesukaan.
Tapi harap dibungkus plastik berlapis supaya tidak sampai bocor dan tidak dimasukkan dalam cabin bag (yang dibawa dalam pesawat) tapi masuk bagasi, karena untuk koper yang masuk cabin ada limitasi cairan/gel yang dibawa tidak boleh melebihi 100ml atau akan disita.







Comments