Vietnam Trip - Day 1 Ho Chi Minh

Ho Chi Minh

Ho Chi Minh difoto dari jendela pesawat


Sekitar pertengah bulan Juli, saya bersama 3 teman berwisata ke Vietnam. Tanpa menggunakan biro wisata atau tour, jadi semua itenary dan booking dilakukan secara mandiri.
Untuk penerbangan dari Surabaya ke Jakarta menggunakan Citilink, dan dari Jakarta ke Ho Chi Minh menggunakan Air Asia. Biaya yang dikeluarkan untuk pulang pergi Ho Chi Minh - Surabaya (termasuk citilink ke Jakarta) adalah sekitar Rp 2.500.000

Karena Air Asia adalah Low Cost Carrier (LCC) maka tidak disediakan makanan dan minuman. Pilihan menu makanan yang ada bisa dilihat di website air asia, berkisar 30-60rb rupiah, untuk prebooked meal ada discount sekitar 30%  (pesan makanan dari Internet)



Begitu sampai di Airport, yang pertama dilakukan adalah menukar uang untuk membayar taxi dan makan malam. Bagi yang suka perhatian terhadap kurs, saya anjurkan banyak-banyak menukarkan uang di kota Ho Chi Minh, karena ratenya adalah yang terbaik dibandingkan semua kota lainnya. Kurs Vietnam Dong - US $ saat itu adalah sekitar 1US$ = 20.850 VND, nah di airport mendapatkan nilai tukar Rp 20.800.
Untuk perbandingan, di kota lain seperti Ha Noi, Da Nang, rata-rata hanya mendapat 1 US$ = 20.600 VND, itupun setelah tawar menawar dari kurs awal 20.100 VND.



Biaya Taxi dari Airport ke pusat kota adalah sekitar VND 180.000 all in, dan untuk pilihan Taxi, ada dua yang terkenal dan (relatif) terpercaya, yaitu Vinasun dan Mailinh. Kali ini kita menggunakan Taxi Vinasun. Sayangnya di Vietnam, kota manapun, mereka ada kebiasaan jelek suka 'menipu' duit kecil, dengan tidak memberi kembalian, atau memasukkan biaya-biaya tambahan di luar yang disepakati.
Sopir Taxi ini kebetulan meminta tambahan 20.000 VND untuk biaya tiket parkir. Tidak besar sih, hanya sekitar Rp 10.000, tapi tetap saja kadang membuat jengkel.

 Hari pertama ini kami menginap di City Hotel, ulasannya bisa dilihat di sini : http://doyanmoto.blogspot.com/2012/08/city-hotel-ho-chi-minh.html

Suasana di depan hotel

Hotel ini terletak di tengah pasar malam, lokasinya menarik, tapi jeleknya adalah, Taxi tidak bisa masuk karena mobil dilarang memasuki area ini pada malam hari saat pasar dibuka. Maka kita harus jalan sekitar 30 meter untuk mencapai lokasi hotel dari mulut gang.
Rambu larangan masuk untuk mobil di mulut gang


Cumi bakar


Pernak pernik fashion

Ice Cream in a bun

Ice Cream in a bun (Rp 10.000 / 20.000VND)


Banyak makanan menarik di sana, sayangnya jarang ada yang bisa bahasa Inggris, dan kebanyakan transaksi dilakukan dengan bahasa isyarat dan kalkulator, jadi untuk nama makanan kita juga kebanyakan tidak begitu mengerti kecuali untuk yang sudah populer seperti Pho Bo (Mi vietnam) dan Bahn Mi (sandwich tradisional).
Kota Ho Chi Minh adalah kota termaju di antara kota lainnya yang kita kunjungi, sedikit kalah maju dari Surabaya, tapi arsitektur bangunannya menarik, bergaya eropa.







Untuk makan malamnya, yang menarik hati adalah gerai kaki limanya. Tempatnya sangat ramai, dan aromanya yahud.
Kalau perut tidak termasuk rewel dan berani 'ngemper' saya lebih menganjurkan mencobai makanan di pinggir jalan dibandingkan restoran, karena rasa makanan di seputaran vietnam yang terbaik malah ada di gerai-gerai kaki lima yang acak kadut ini.



Dinner menunya adalah sebagai berikut, Sup ayam di panci, dengan sayuran segar dan mie mentah sebagai pendamping. Rasanya mirip ayam tim di resto cina, tapi penambahan sayuran segarnya menjadi daya tarik tersendiri, serasa gabungan makan salad dengan sup.
Harga makanan di sini amat murah, Sup Ayam dengan sayur dan mie ini sekitar VND 80.000 (RP 40.000), ikan, nasi goreng dan Pho sekitar VND 50.000.
Minuman pun tidak kalah terjangkau, bir rata-rata dijual dengan harga sama dengan soft drink. Saigon Beer rata-rata VND 15.000 (Rp 7.500) per botol



Sayur mayur pendamping sup

Mie Vietnam dengan jeroan. Mie atau Pho (mie dari beras) adalah makanan yang paling banyak dijajakan, rasanya selalu enak dan variannya banyak. Di Vietnam sendiri ada banyak ragam penggolongan mie selain pho, tergantung jenis bahan baku dan metode pembuatan, seperti Ban Canh (mie dari campuran tepung terigu dan beras), Mi (gandum), Bun (sohun/ vermiceli) dan lain-lainnya


Ho Chi Minh Vietnam  - Pho

Eating Street Food - Pho

Salah satu rekan seperjalanan saya adalah vegetarian, dan uniknya... atau anehnya... demen sekali pesan Nasi Goreng di negara jago mie ini. Berikut salah satu dari menu harian nasi goreng vegetarian yang dipesannya
Nasi Goreng Vegetarian



Lumpia -  BBQ - Lalapan

Salah satu ciri khas hidangan tradisional vietnam selain sayur mayur segar adalah semacam kulit lumpia dari kulit beras yang digunakan untuk wrapper. Foto di atas ini adalah salah satu menu tradisional BBQ dan campurannya. Uniknya BBQ disajikan di grill yang mirip dengan pecahan genteng.

Saigon Beer (Rp 7.500)

Jajanan jagung dan embrio bebek

Tebu & jeruk nipis


Comments

Post a Comment